www.SportCorner.id - PBSVI dianggap ingin mematikan karier Rivan Nurmulki setelah insiden pencoretan namanya dari skuat Timnas Voli Indonesia yang tampil di Asian Games 2023 Hangzhou.
Ya, Rivan dianggap bersalah karena bermain di Kapolri Cup 2023 ketika tim nasional berlaga di Kejuaraan Voli Asia 2023, Iran.
Oleh karena itu, Dewan Pengawas PP PBVSI, Bambang Suedi mengatakan bahwa Rivan akan menjalani sidang kode etik PBVSI.
Sidang kode etik untuk Rivan dikabarkan akan digelar pada September ini.
Bahkan, Rivan berpeluang dijatuhi sanksi seberat-beratnya yaitu adalah larangan bermain untuk timnas dan Proliga.
Rivan pun juga sudah buka suara dan berharap PBVSI tidak akan memberikan sanksi larangan bermain.
Alasannya, bermain voli merupakan sumber mata pencarian bagi pevoli kelahiran Bangko itu.
Sontak, warganet pun beramai-ramai memenuhi postingan sosial media Twitter @IndonesianVolleyBall.
Mereka menganggap bahwa PBVSI ingin mematikan karier pevoli berusia 28 tahun itu.
"Wah kalau sampe mematikan rezeki org memang netizen harus turun tangan membantu Rivan sih ini, secara memang PBVSI yg tidak becus dalam peraturannya," cuit akun @9nadh_.
"Kalo emang sanksi 1 tahun gak boleh main di timnas dan proliga fix pbvsi mau mematikan karier rivan," cuit akun @lemperayam69.
"Ini kaya federasi matiin mata pencaharian rivan yaa," cuit akun @lauradmynti.
"Kayaknya di olahraga lain jika kasusnya sama kek gini, paling hny disanksi tidak akan dipanggil ke timnas, tp msh bisa main di klub. Lah ini? Kecuali kl pemain melakukan tindakan kekerasan, baru masuk akal. Apa baru kali ini dengar federasi yg lebih aneh dari bola & badminton?," cuit @xicxvra.