Yuk Cari Tahu Mengapa Mayoritas Petinju Meninggal Dunia Akibat Pendarahan Otak

Kabar duka acap kali menyelimuti dunia tinju. Tidak sedikit para petinju yang mengalami pendarahan di otak dan berakhir nahas.

Share:
Sportainment

www.sportcorner.id - Kabar duka acap kali menyelimuti dunia tinju. Tidak sedikit para petinju yang mengalami pendarahan di otak dan berakhir nahas.

Fenomena tersebut sudah tidak asing lagi terdengar di dunia olahraga tarung.

Sebenarnya, apa sih faktor penyebab para petinju mengalami pendarahan otak ketika adu jotos di ring?

Ahli Bedah Amerika Serikat, Dr. David Abbasi menjelaskan kebanyakan para petinju mengalami pembengkakan pada wajah ketika bertarung di atas ring.

Pembengkakan itu disebut hematoma atau genangan darah yang menggumpal.

Baca juga: [Inilah 5 Petinju Indonesia yang Meninggal Usai Tanding]

Hematoma merupakan cedera otak paling umum dan menjadi penyebab utama kematian petinju.

Kepala petinju yang terguncang akibat pukulan dan tamparan dari lawan menjadi salah satu hal penyebab cedera otak.

Menurut American Association of Neurological Surgeons, sebanyak 90 persen petinju mengalami cedera otak traumatis.

Petinju sering mendapatkan pukulan langsung ke bagian kepalanya.

Dilansir dari verywell satu pukulan tinju itu sama seperti dihantam bola bowling seberat 5,8 kg yang melaju dengan kecepatan 32 km per jam.

Akibat cedera yang dialami, maka para petinju cenderung menderita kerusakan neurologis.

Baca juga: [Farhat Mika Rahel Riyanto, Petinju Bondowoso Meninggal Saat Bertanding: Tinju Merusak Otak?]


Baca Juga

Piala Dunia 2034 Dipastikan Tanpa Minuman Beralkohol

Gelandang AC Milan, Tijjani Reijnders/ Instagram

Tijjani Reijnders: Indonesia Tetap di Hati Saya

El Rumi menjabat sebagai Presiden Nusantara United FC/foto: IG El Rumi.

Klub Raffi Ahmad dan El Rumi Kompak Turun Kasta ke Liga 3