Akan tetapi Si Biru justru kalah akibat gol Virgil van Dijk dua menit sebelum bubaran. Kans trofi realistis mereka musim ini satu-satunya pun lepas dari genggaman.
Dengan ini penantian panjang Pochettino akan gelar perdananya bersama klub Inggris masih akan berlanjut. Pelatih yang juga sempat menangani Southampton dan Tottenham Hotspur tersebut menurut Squawka kini masih nihil trofi meski telah memimpin skuadnya ke 388 laga berbagai ajang.
Baca juga: Statistik Pertandingan AC Milan vs Atalanta, La Dea Masih Jadi Momok
Semakin menyakitkan karena Liverpool sebenarnya meladeni Chelsea dengan banyak pemain muda dari akademi seperti Conor Bradley, Bobby Clark, James McConnell, Jayden Danns, hingga Jarell Quansah.
Namun mengkambinghitamkan Pochettino saja sepertinya tidak bisa jadi justifikasi kegagalan Chelsea. Pasalnya klub London Barat itu memang sudah sial sejak lama saat berlaga di final.
Sejak 2019, Chelsea tercatat sudah kalah di enam partai puncak kompetisi domestik dan jadi pemegang rekor jadi pecundang terpanjang di Inggris.
Tampaknya akar masalah Chelsea tidak hanya hoki final Enzo Fernandez yang kurang kuat atau tendensi blunder Mauricio Pochettino di saat krusial.
Kekalahan dari Liverpool di final Carabao Cup kali ini harus bisa dijadikan pelajaran jika skuad mahal belum tentu akan mendatangkan banyak trofi bagi Chelsea.