"Namun PSSI juga harus sepenuhnya sadar, jika program naturalisasi pemain ini hanya memiliki efek jangka pendek. Sedang investasi terbesar bagi sepak bola Indonesia, tetap-lah talenta-talenta muda kita yang saat ini berjibaku di kompetisi-kompetisi kelompok usia dini," katanya.
Menurut pria yang akrab disapa Bepe itu, PSSI sudah melakukan investasi pada sektor pembinaan usia dini, tapi masih belum memadai.
"Karena kompetisi dan pembinaan usia dini yang ada saat ini, belum lah dilakukan secara komprehensif. Kebanyakan kompetisi usia dini kita, hanya bersifat festival, sehingga jangka waktunya tidak lama," ucapnya.
"Bahkan kebanyakan dari kompetisi tersebut, masih diinisiasi oleh pihak swasta," ungkapnya.
Bepe meminta PSSI berhati-hati dan tak terlena dengan program naturalisasi.
[Baca Juga: Profil Cavlin Verdonk, yang Mengaku Sedang Proses Naturalisasi]
"Di sini lah PSSI harus lebih berhati-hati, jangan hanya terbuai dengan glamornya program naturalisasi pemain, sehingga mengabaikan investasi terbesar kita pada kompetisi dan pembinaan usia dini," ujarnya.
"Karena pada akhirnya, kita tidak akan pernah bisa lari dari prinsip dasar, bahwa tim nasional yang kuat hanya dapat terbentuk dari kompetisi dan pembinaan usia dini yang berkualitas," ungkapnya.