Baca Juga: [Ali Jasim Dilarang Gabung Como 1907, Fans Irak Serbu IG Al-Kahrabaa]
"Kalau saya mengkritisi, maka serta-merta saya dicap anti, digeneralisasi entah jadi anti STY atau anti naturalisasi. Itu yang terjadi dalam dunia sepakbola, kita dalam konteks di publik dan netizen," tandasnya.
Pria berkacamata itu merasa bahwa haknya dalam mengkritisi seharusnya mendapat reaksi yang sama dengan para penggemar sepakbola Indonesia.
"Jadi yang pertama pertanyaan saya, keheranan saya kalau yang mengkritik saya sendiri atau cuma ada segelintir, kenapa harus repot ngurusin saya gitu loh? kan yang nyanjung lebih banyak?" katanya.
Lebih lanjut, Bung Towel juga mengatakan bahwa bagaimana reaksi netizen tidak adil kepada dirinya.
"Kalo secara hak, hak yang memuji/menyanjung/menjilat kan sama juga dengan hak yang mengkritisi? saya mengkritisi itu sama saja dengan mereka yang menyanjung," tambahnya.
Baca Juga: [Piala Eropa 2024: Jadwal dan Head to Head Polandia vs Belanda]
Bung Towel sangat mempertanyakan dengan heran mengapa reaksi netizen sangat ekstrim dan kasar dalam menanggapi kritiknya.