Thursday, September 19, 2024

www.SportCorner.id - Usai pantik emosi umat Kristen dan Katolik dengan meniru adegan 'Last Supper' Yesus Kristus bersama murid-muridnya di dalam seremoni mereka, Olimpiade Paris 2024 angkat bicara.

Panitia meminta maaf atas kesalahan mereka dan menyatakan tidak bermaksud melukai hati siapapun karena justru berusaha menyebarkan pesan toleransi.

Last Supper atau yang juga dikenal sebagai Perjamuan Terakhir adalah lukisan kondang karya Leonardo Da Vinci yang gambarkan momen dimana Yesus dan para muridnya menikmati perjamuan sebelum dihukum di tiang salib.

Formasi ikonik 13 orang dalam lukisan tersebut begitu mudah dikenali sehingga ketika Olimpiade Paris 2024 menampilkan salah satu atraksi mereka yang libatkan komunitas LGBTQ+ dalam acara pembukaan mereka tempo hari kontan publik langsung sadar.

Sebenarnya yang ingin digambarkan oleh panitia dan seniman terkait adalah sosok Dionysius, salah satu dewa Yunani kuno, demi mengingatkan manusia soal perpecahan dan kekerasan.

Baca juga: Judoka Aljazair Diklaim Boikot Laga vs Israel di Olimpiade Paris 2024

Namun yang terbesit di benak umum adalah bagaimana citra Yesus dirusak oleh sekumpulan waria, penari telanjang, dan representasi LGBTQ+ lainnya.

Dionysius sendiri punya banyak alias. Selain dikenal sebagai dewa minuman anggur, ia juga dewa tumbuhan, kesuburan, perayaan, teater, dan yang paling menyinggung umat Kristen, Katolik, serta beragama secara luas adalah dewa mabuk agama.