Thursday, September 19, 2024

Jumlah perwakilan atlet saat ini lebih banyak dibandingkan dengan edisi Tokyo 2020 dan Rio 2016 (28 orang), London 2012 (22 orang), dan Beijing 2008 (24 orang).

Sejarah berbicara, jumlah kontingen sering berbanding lurus dengan raihan medali.

Semakin banyak jumlah atlet, semakin besar pula prestasi yang diraih.

Hal itulah yang tecermin dari edisi Barcelona 1992 (42) dan Sydney 2000 (47) saat Indonesia mencatatkan wakil terbanyak dalam sejarah keikutsertaan di Olimpiade.

Edisi Barcelona merupakan yang terbaik dari sisi kualitas medali dengan 2 emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Edisi Sydney unggul dalam kuantitas medali dengan 1 emas, 3 perak, dan 2 perunggu.

Sebaliknya, jumlah atlet paling sedikit terjadi saat London 2012. Saat itu, kontingen Indonesia hanya mampu menyumbangkan 1 perak dan 1 perunggu.

Baca juga: Fajar Alfian Komentar di IG Mantan, Gagal Move On?

Sayangnya, liniernya jumlah atlet dengan prestasi tersebut belum tampak pada sepekan pelaksanaan Olimpiade Paris 2024.

Anomali pun terjadi. Hingga 2 Agustus, belum satupun medali didapat padahal jumlah atlet yang dikirim banyak.

Badminton yang selama ini jadi tulang punggung bahkan tampil melempem.

Dari sembilan atlet yang dikirim, kini hanya tinggal Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri) yang tersisa.