"(Menjadi petinju) adalah kebetulan. Saya tidak pernah membayangkan suatu hari nanti saya akan menjadi petinju dan juara dunia. Sejak lama saya menyukai sepakbola dan saya memainkannya di desa," lanjut Khelif lagi.
"Ayah saya pun juga lebih suka sepakbola daripada tinju walau begitu saya pintar olahraga di sekolah dan guru saya menyarankan untuk menjadi petinju karena saya memiliki kualitas fisik yang bagus dan rupa-rupanya beliau tidak salah," tambah perempuan bertinggi 178 cm itu.
Baca juga: Selalu Ekstrim, Tak Pernah Ada Olimpiade Biasa untuk Carolina Marin
Nama Imane Khelif sempat viral usai dituduh sebagai laki-laki transgender ketika berlaga di kelas welterweight tinju wanita Olimpiade Paris 2024.
Beruntung klarifikasi dari pemerintah Aljazair kemudian membuatnya bisa mengubah cacian menjadi dukungan meski belum sepenuhnya publik diyakinkan jika ia memang seorang wanita tulen sejak lahir.
Kini semakin banyak yang mendukung Khelif untuk bisa membawa pulang emas bagi Aljazair. Pada Rabu (7/8/2024) mendatang ia akan melawan Janjaem Suwannapheng di babak semifinal.