Thursday, September 19, 2024

Kisah hidup Junaedi

Keseharian Junaedi sebelum menjadi atlet judo tunanetra (blind judo) dan meraih emas ASEAN Para Games 2022 tak lepas dari kesibukan orang tuanya.

Junaedi membantu aktivitas orang tuanya, Odin dan Etin, yang tergolong masyarakat menengah ke bawah untuk menggembala kambing dan bertani.

"Orang tua saya petani, penggembala, dulu waktu kecil (SD) saya bantu orang tua gembala kambing dan bertani, di SMP saya kenal bela diri dan hobi saya mulai tersalurkan saat di Bandung," cerita pemuda kelahiran 15 Februari 1996 ini.

Keterbatasan penglihatan tak menyurutkan niatnya membahagiakan orang tua dan keluarganya, dengan menekuni hobinya di blind judo meski awalnya ia sempat berlatih pencak silat.

"Orang tua ya khususnya, sangat memberi support dan dukungan sangat luar biasa. Saya dari kecil memang hobinya bela diri. Saya pernah ikut pencak silat dan ikut klub di Bandung, tapi dari pelatih nawarin untuk ikut blind judo di tahun 2014," kilasnya.

"Pas ikut masuk latihan terus judo, saya seneng suka bela diri baru nih kata saya, kemudian ditawari untuk masuk skuad tim Peparnas tahun 2016. Dan alhamdulillah itu event pertama yang juga dapat medali," ceritanya lagi.

Persiapan sebelum Paralimpiade

Sebagai salah satu atlet Indonesia di Paralimpiade Paris 2024, Junaedi sudah melakukan berbagai persiapan.

Persiapan dari pelatnas NPC Indonesia telah dimulai sejak 2 tahun lalu.

"Persiapannya tentu melalui kualifikasi dan pertandingan-pertandingan single event. Kebetulan pelatnas baru 2 tahun dari tahun 2022 pas event APG Solo."