Dalam pernyataannya, Kementerian Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Brunei Darussalam menyatakan keprihatinan serius atas insiden tersebut.
Mereka menekankan bahwa perilaku tersebut mencoreng citra dan reputasi Brunei Darussalam, serta merusak integritas atlet nasionalnya di kancah internasional.
"Kementerian menggarisbawahi bahwa tanggung jawab mewakili negara lebih dari sekedar kinerja di lapangan," bunyi pernyataan Kementerian Olahraga Brunei, dikutip dari Borneo Bulletin, Minggu (24/11/2024).
"Itu mencakup rasa hormat, disiplin, etika, dan nilai-nilai yang mencerminkan identitas Brunei sebagai Monarki Islam Melayu."
[Baca Juga: 5 Negara yang Jadi Lawan Tanding Timnas Rusia Sepanjang 2024]
Kementerian Olahraga Brunei mengimbau seluruh pengurus asosiasi dan atlet untuk secara ketat mematuhi peraturan, undang-undang, dan kode etik, terutama saat mewakili bangsa, demi menjaga nama baik negara.
"Setiap anggota delegasi nasional, termasuk pemain dan ofisial, diingatkan akan tugasnya menjunjung tinggi nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, dan berperilaku baik baik di dalam maupun di luar lapangan," lanjut pernyataan tersebut.
"Kementerian telah menyatakan bahwa pelanggaran kode etik atau pelanggaran disiplin tidak akan ditoleransi dan akan ditangani sebagaimana mestinya," tutup pernyataan Kementerian Olahraga Brunei.