Saturday, November 23, 2024

Sebelum Stoner, kritikan serupa juga datang dari pembalap penguji Honda, Stefan Bradl beberapa hari lalu.

Ia menyampaikannya saat dimintai pendapat soal seringnya Marc Marquez mengalami crash di MotoGP musim ini.

Eks rival Marquez saat di MotoGP 2011 itu percaya Marquez masih punya potensi besar.

Namun teknologi motor di MotoGP menghambat pembalap yang identik dengan nomor 93 itu.

Bradl merasa Marquez menjadi korban dari evolusi motor MotoGP yang sudah bergerak ke arah yang sama seperti Formula 1.

Dalam perubahan teknologi ini, kendaraan balap punya peran lebih besar daripada talenta pembalap.

Teknologi aerodinamika membuat pembalap bisa memanfaatkan bantuan lebih besar dalam berkendara.

Di sisi lain, Marquez adalah pembalap yang punya keterampilan alami dalam mengatasi kekurangan motor.

Nah, ketrampilan alami inilah yang sulit dimanfaatkan Marquez saat motor Honda pada dasarnya sudah kalah bersaing dengan kompetitor lain.

Sebab, ketika dia berusaha memacu motornya melewati batas akan menimbulkan risiko lain.

Risiko tersebut adalah motor menolak untuk diintervensi seperti kinerja lane keeping assist pada mobil masa kini.

"Banyaknya insiden yang dialami pembalap Honda sebenarnya cukup untuk mengonfirmasi bahwa motornya belum siap untuk posisi-posisi terbaik," kata Bradl seperti yang dikutip dari Speedweek.com.