Friday, September 20, 2024

Pemerintah, pihak Premier League, dan klub-klub Premier League sudah menemukan titik tengah kesepakatan mengenai sponsor judi ini.

Faktor pelarangan judi online ini adalah perlindungan yang ditawarkan pemerintah kepada penjudi yang rentan, seperti anak-anak dibawah umur.

Sederhananya, pemerintah tidak ingin masa depan generasi muda tergerus oleh efek judi online dari dunia sepak bola.

Baca juga: Hasil Liga 1: Kalahkan Arema FC, Borneo FC Kokoh di Puncak Klasemen

"Sebagian besar orang dewasa berjudi dengan aman, tetapi kita harus menyadari bahwa pesepakbola adalah panutan yang memiliki pengaruh besar terhadap generasi muda," kata Lucy Frazer selaku Menteri Kebudayaan, Media, dan Olahraga Britania Raya dikutip dari laman Goal.

"Kami ingin bekerja sama dengan institusi seperti EPL untuk melakukan hal yang benar untuk penggemar muda," lanjutnya.

Pelarangan judi online ini akan dilaksanakan secara nyata setelah musim 2025/26 berakhir.

Namun, kenyataannya sponsor judi ini tidak dihilangkan sepenuhnya.

Judi hanya dilarang bertengger di bagian depan jersey, namun masih boleh terpampang di bagian lengan ataupun iklan LED di sekitar stadion.

Menurut BBC dan ESPN, pemasukan yang didapat rumah judi online berkisar £60 juta atau Rp1,1 triliun per tahunnya.