Warganet memang sering menyanjung penampilan pemain-pemain keturunan. Bukan sekadar pujian, tapi memang penampilannya layak dipuji.
Apa yang dilakukan warganet bertentangan dengan Fakhri. Dia menyarankan tak perlu menyanjung pemain keturunan secara berlebihan.
Alasannya, dia takut pujian tersebut menyakiti pemain lokal dan terjadi perpecahan.
"Pesan saya, tidak perlu berlebihan memberikan pujian kepada pemain-pemain naturalisasi," ujar Fakhri, di Surabaya.
"Sebab, tanpa disadari pujian yang berlebihan ini bisa menyakitkan pemain lokal. Ini sepak bola, ada 11 pemain. Perlu hati-hati," katanya.
Fakhri menilai, pujian berlebihan kepada pemain keturunan seolah-olah keberhasilan tim karena peran mereka semata.
"Siapa yang memulai menimbulkan perpecahan ini, saya tidak tahu. Namun, ketika pujian berlebihan kepada pemain naturalisasi, seolah-olah keberhasilan tim karena mereka," ungkapnya.
[Baca Juga: Head-to-Head Timnas Indonesia vs Irak]
Ucapan Fakhri tersebut langsung mendapat komentar pedas dari warganet.
"Tipikal orang tua yang pemikirannya kolot banget itu pelatih. Padahal pernyataan-pernyataan dia sendiri yang menimbulkan perpecahan," tulis akun @alanseptyawan.
"Masih aja ributin natural, keturunan, dan lokal..siapa pun warga negara Indonesia punya hak yg sama membela negara Indonesia terlepas apapun latar belakang, keturunan dan warna kulit. Komentar begini malah jd keliatan seperti apa yg ngmg," tulis akun @kiky_nih.