Friday, September 20, 2024

[Baca Juga: Jadwal Final Playoff Promosi J1 League, Tokyo Verdy vs S-Pulse]

“Saya tidak dapat memungkiri bahwa hal itu membantu saya meningkatkan keterampilan saya. Saat saya berdiri di lapangan saat mengalami kekalahan beruntun, saya merasa gugup dan bingung," ungkap Megawati.

"Namun melalui latihan, chemistry tim meningkat. Setelah selesai latihan, kami pergi ke kafe dan berusaha menjadi dekat. Kami pun dapat bekerja bersama hanya dengan saling menatap mata," lanjutnya.

Pevoli berusia 24 tahun itu mengatakan bahwa dengan banyak latihan, maka koneksi antara dirinya dengan rekan menjadi lebih erat dan hal tersebut lebih penting dari sekadar keterampilan mereka masing-masing di lapangan.

Namun, Giovanna Milana justru mengatakan hal yang berbeda dari Megawati.

"Sejujurnya, itu sulit. Kami berlatih sepanjang hari setelah pertandingan. Kami tidak punya cukup waktu untuk istirahat, tapi kami pikir kami tidak punya pilihan lain," ucap Giovanna.

[Baca Juga: Jerman di Ambang Sejarah Piala Dunia U-17]

"Kami memerlukan perubahan. Tetapi, pelatih mengatakan kepada kami untuk tidak melakukannya. Pelatih minta kami tidak takut pada bola, tetapi akhirnya kami dapat mengatasi rasa takut itu,” sambungnya.