"Kami sudah berusaha menolak namun agar tidak dipandang buruk kami harus menerima. Rasa-rasanya di MotoGP ataupun Superbike, jika Ducati menang maka ada aturan yang salah," imbuhnya.
"Andai manufaktur lain yang unggul, maka sebaliknya, aturan tidak perlu diperbaiki. (Konsesi baru) menyusahkan dan membuat kami kesal," sambung eks petinggi Aprilia tersebut.
Aturan konsesi baru memang akan sangat menyulitkan Ducati. Mereka dibatasi hanya punya 170 ban tes, sekali kuota penggantian aero, delapan mesin yang spek-nya dibekukan, plus tidak diperbolehkan memiliki pembalap wildcard dan hanya boles melakukan uji coba tertutup dengan test rider.
Baca juga: Rasakan Mediokernya Honda, Marini Tak Paksa Mekaniknya 'Rakit' Ducati
Sementara itu Yamaha dan Honda justru sebaliknya. Sebagai tim dengan nilai konsesi terendah, banyak sekali keleluasaan yang diberikan MotoGP dalam hal resource.
Contohnya seperti 260 ban tes, sepuluh mesin yang bisa dimodifikasi, serta dua kali pergantian aero. Belum lagi ditambah opsi wildcard tambahan dan uji coba sendiri yang bisa menggunakan para pembalap utama.