Lyles mencatatkan waktu 9,79 detik.
Ketika ia melihat bahwa kemenangannya telah diraih, Lyles mulai berlari cepat lagi di lintasan, dengan bendera dan garis di tangannya, menikmati kegembiraannya.
Hasil resmi menunjukkan betapa ketatnya persaingan. Lyles mencatat waktu 9,784 detik; Thompson 9,789 detik; Fred Kerley dengan waktu 9,81 detik.
Adapun pelari Afrika Selatan Akani Simbine berada di urutan keempat.
Namun, semua pelari di lapangan dengan mudah mencatat waktu di bawah 10 detik.
Baca Juga: Profil Dedeh Erawati, Legenda Lari Gawang yang Langganan Cetak Rekor
Final atletik 100 meter ini bahkan disebut-sebut sebagai final paling ketat dalam sejarah Olimpiade mengalahkan Moskow 1980 saat Alan Wells mengalahkan Silvio Leonard dengan selisih 76 mm.
Saat foto finis diperlihatkan, tampak kaki Thompson melintasi garis finis terlebih dahulu, tetapi tubuh Lyles sedikit di depan.
"Saya tidak cukup sabar dengan diri saya sendiri untuk membiarkan kecepatan saya membawa saya ke garis finis, di posisi yang saya tahu seharusnya bisa saya capai," usai Thompson usai pengumuman pemenang.
Thompson bersikap sportif dengan mengakui hasil penilaian juri.
Namun Thompson tidak setuju ketika ditanya apakah medali emas harus dibagi, mengingat seberapa dekat posisi kedua pria itu di garis finis.
"Saya pikir olahraga ini terlalu kompetitif, tanpa bermaksud menyinggung olahraga lain," katanya. "Olahraga ini terlalu kompetitif bagi kami untuk berbagi medali emas," kata dia.