Jadi, sistemnya seperti kompetisi di Amerika Serikat dan Australia.
"Itu karena liga putri perlu kestabilan, bukan protektif kepada yang mau berinvestasi," tutur dia.
Akan tetapi, Erick mengutarakan bahwa PSSI masih membicarakan beberapa hal terkait Liga 1 Putri itu lantaran ada potensi risiko.
Salah satunya adalah bagaimana jika salah satu dari delapan klub itu mundur yang membuat total peserta menjadi berkurang.
"Kalau di bawah delapan (klub), kompetisi akan terlalu pendek. Misalnya lebih dari delapan, takutnya (klubnya) 'bengek' karena di sana ada cashflow, uang, sponsor dan lain-lain," ujar pria yang juga menjabat Menteri BUMN itu.
BACA JUGA: Kandidat Delapan Klub Peserta Liga 1 Putri yang Tanpa Degradasi