Ini Alasan Minyak Rem Perlu Diganti Berkala
Panas yang dihasilkan rem cakram lama kelamaan akan membuat minyak rem seperti air. Jadi perlu diganti secara berkala.
www.sportcorner.id - Selama tidak terjadi kebocoran, pengecekan minyak/oli rem tak banyak atau jarang dilakukan oleh pemilik kendaraan (mobil/motor), bahkan sebagian pemilik tak terlalu peduli atau perhatian terhadap bagian itu.
Padahal jika rem blong lantaran minyak remnya tak lagi berfungsi dengan baik, itu bakal jadi musibah besar bagi para pengguna kendaraan tersebut.
Bukan hanya berbahaya bagi pengguna kendaraan yang bersangkutan, namun juga bagi pengguna jalan raya lainnya.
Mislam, owner yang juga mekanik bengkel Fahmi Jaya Motor memaparkan, bahwa minyak rem itu punya batas pemakaian yang cukup panjang.
Tapi patut diingat, minyak rem juga punya sifat menangkap uap air, terlebih saat berada dalam kondisi titik didih.
"Minyak rem itu wajib diganti setiap 20.000 km atau setahun sekali. Hal ini dikarenakan minyak rem punya sifat menangkap uap air. Meski kondisinya tidak terkontaminasi air, panas yang dihasilkan rem cakram lama kelamaan akan membuat minyak rem seperti air. Jadi perlu diganti secara berkala. Agar tidak terjadi kerusakan pada sistem pengereman," jelas Mislam saat bincang santai dengan SportCorner.id di Bekasi, beberapa waktu lalu.
Ia juga menambahkan bahwa titik didih minyak rem yang mencapai 155 derajat, maka sistem pengereman bisa lebih baik.
Tapi jika uap air sudah mengintimidasi di bagian dalam, maka itu bakal jadi masalah awal sistem pengereman yang tidak optimal. Ini dikarenakan oleh titik didih air yang hanya 100 derajat saja.
Adapun masalah yang diungkap Mislam ketika uap air sudah masuk ke bagian pengereman, adalah terjadinya korosi di kaliper rem.
"Kedua adalah jika jumlah airnya sudah banyak, maka titik didih semakin rendah. Kondisi ini membuat rem berpotensi blong," jelas Mislam.