Atlet Pelatnas Cipayung Wajib Waspada, Degradasi Bisa Dilakukan Kapan Saja
PBSI mengubah metode promosi dan degradasi untuk atlet di Pelatnas Cipayung.
"Jadi sistemnya nggak kayak dulu menunggu setahun lagi promosi dan degradasi, jadi bisa kapan saja," ujar Taufik, Rabu (26/3/2025).
Taufik mengatakan, tak diperlukan lagi waktu enam bulan atau satu tahun untuk mendegradasi pemain.
"Kalau sudah dikasih kesempatan 10 kali main tapi nggak ada hasilnya, buat apa (dipertahankan). Apalagi dia orangnya udah lama di sini, mau ngapain lagi mesti nunggu lama-lama. Buang-buang waktu," katanya.
"Tapi kita juga dengan pertimbangan yang sangat matang dari pelatih harian, pelatih teknik, pelatih fisik dengan data semua. Jadi nggak asal keluarin dan masukin. Tapi lebih fleksibel," ucapnya.
[Baca Juga: Atlet Non-Pelatnas PBSI Berjaya di German Open 2025]
"Ini dilakukan biar generasinya jalan terus. Kalau nggak, udah tahu jelek ditahan terus. Oh harus nunggu tahun depan, lama banget. Sementara itu ada pemain di luar main bagus, tapi harus nunggu tahun depan. Kalau memang bagus ya kita ambil," ungkapnya.
Tuafik menegasakan, tidak tebang pilih dalam melakukan degradasi walaupun itu pemain senior.
"Iya, kita tinggal jelasin ke publik bahwa kita berproses. Kan tidak ada olahraga yang instan. Pemain yang baru masuk kan butuh proses, nggak mungkin langsung juara," pungkasnya.
Penampilan pebulutangkis Indonesia memang kurang bagus sejak awal tahun 2025. Sejauh ini baru satu gelar BWF World Super yang diraih di Thailand Masters Super 300, yakni Lanny Tria Mayasari/Fadia Silva Ramadhanti.