Friday, November 01, 2024

Kesepakatan itu melibatkan juga Malaysia dan Singapura yang sama-sama punya kepentingan di nomor ini.

Kendati jelas-jelas terlihat jika Bayu dikorbankan oleh sistem, Indro menolak penggunaan istilah tersebut.

Ia tak sependapat jika Bayu dianggap dikorbankan.

"Bayu bukan dikorbankan, tetapi pengorbanan dia untuk pencak silat dan tim Indonesia. Kalau kami maksain kemarin, ya, kelasnya tidak akan dipertandingkan kan," ujar Indro.

Komentar Netizen di Twitter

Setelah mengetahui akar masalah yang sebenarnya terjadi, pemilik akun @ainurohman menilai lobi-lobi, kesepakatan, kompromi, dan permainan politik di belakang layar pada akhirnya menghasilkan salah satu hal paling unik dalam dunia olahraga.

"Seorang atlet asal Kamboja, mendapatkan MEDALI EMAS tanpa sekalipun bertarung di arena! Dahsyat," nyinyir dia.

Sependapat dengan Ainur, pemilik akun @watonsuloyo99 menilai Indonesia dan Malaysia harus ikut bertanggung jawab atas apa yang terjadi.

Sementara itu, pemilik akun @agisesya mengaku lebih setuju Pencak Silat tak ditandingkan daripada harus digelar tapi dengan lobi-lobi yang jauh dari nilai sportivitas olahraga.

"Gue sih lebih sepakat pencak silat ga dipertandingkan daripada ngalah dengan "keputusan bersama" yg cemen banget. Gak ada sportifitasnya," kata dia.

Adapun pemilik akun @genturtama membuat komentar yang tak kalah nyelekit.

Ia menilai apa yang terjadi merupakan bukti kenapa Pencak Silat susah berkembang dan masuk Olimpiade.