Sunday, October 06, 2024

"Kalo lawan dengan intensitas tinggi dan penuh psywar sepanjang tanding akan susah melakukan itu pasti lebih milih selebrasi duluan dibanding bersalaman," tulis akun @Rianhidayat4869.

"Sulit dilakukan jika itu terjadi dlm pertandingan2 intens, ketat, apalagi kalau di final," tulis jurnalis Ainur Rohman, pada akun @ainurohman.

Ainur membeberkan beberapa alasan mengapa aturan tersebut tidak relevan:

1. Secara alamiah, pemain akan terdorong untuk berselebrasi dan merayakan kemenangannya lebih dulu bersama pelatih yang ada di tepi lapangan. Beda dengan tenis yang pelatihnya ada di tribun.

2. Peraturan tidak akan berfungsi maksimal jika tidak ada punishment.

3. Atau mengadopsi aturan WTA sekalian untuk tidak mewajibkan pemain bersalaman setelah match. Mau salaman di lapangan silakan. Enggak juga silakan.