Sunday, July 07, 2024

Yu mengambil contoh yang terjadi pada Toyota yang peringkatnya terus merosot dari posisi 2 pada 2022, ke peringkat 10 pada 2023 dan kini ada di posisi 11. Posisi Toyota disalip oleh BYD, Neo, dan Lee Auto dari Tiongkok.

“Mengapa peringkat Toyota jatuh? Bukan karena mereka tidak membuat persiapan untuk kendaraan listrik, tapi inovasi mereka tidak bergerak secepat kompetitor asal Tiongkok,” tambah Yu.

Tesla berhasil mempertahankan posisinya di peringkat teratas dengan skor 100 pada 2023 dan 2024. Namun, perusahaan ini mesti waspada lantaran para pesaingnya terus merapatkan posisi.

Contoh lain, raksasa EV Tiongkok BYD terus meningkatkan skor daya saing mereka dari 74,7 di 2023 menjadi 78,20 tahun ini. bahkan pada Q3 2023, penjualan BYD sempat melampaui Tesla. Meski akhirnya penjualan Tesla kembali unggul pada Q1 2024, ini menunjukkan dominasi Tesla mulai terancam.

Strategi Mobil Listrik China

Yu mengungkap pabrikan Tiongkok akan menguasai sepertiga pasar mobil EV global pada 2030 berkat harga yang bersaing dan inovasi yang agresif. Ditambah mobil Tiongkok lainnya, seperti Geely, Nio, dan Li Auto dibanderol dengan harga terjangkau.

Melihat hal ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan tarif pajak 100% untuk melindungi pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat dari serbuan kendaraan listrik impor asal Tiongkok.

Menanggapi situasi ini, Yu menyebut, ke depan pabrikan mobil listrik Tiongkok bakal menerapkan sistem white-label untuk mengakali aturan tarif ini. Mirip dengan strategi 'Intel Inside' di mana produsen laptop menggunakan prosesor Intel tanpa merakit CPU mereka sendiri.