Namun, semua itu telah berubah dalam beberapa tahun terakhir.
Contohnya bisa dilihat dari proses bidding tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022.
Setidaknya ada lima kota tuan rumah potensial, semuanya negara demokrasi Barat, yang mengundurkan diri dari pencalonan setelah referendum pemilih atau jajak pendapat publik menunjukkan kurangnya dukungan lokal. https://www.bbc.com/news/world-europe-34960208
Pada akhirnya, kota yang maju dan terpilih adalah kota yang berada di negara yang memang tidak menerapkan sistem demokrasi, seperti Beijing, Tiongkok, dan Almaty, Kazakhstan.
Demikian pula, dalam proses pemilihan tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2024.
Sejumlah kota potensial termasuk Boston, Budapest, Hamburg, dan Roma, mengundurkan diri hingga pada akhirnya tinggal tersisa Paris dan London.
Dihadapkan dengan kemungkinan tidak adanya kota kandidat yang memenuhi syarat untuk Olimpiade Musim Panas 2028, IOC akhirnya menetapkan Paris sebagai tuan rumah untuk edisi 2024 dan Los Angeles untuk 2028, secara bersamaan.
BACA JUGA: Jadwal Pengumuman Pemenang Bidding Tuan Rumah Olimpiade 2026
Mahalnya Biaya Tak Sebanding Keuntungan
Jadi, apa yang menyebabkan perubahan besar dalam lanskap Olimpiade ini? Jawabannya adalah biaya yang terus meningkat dan semakin menyadari risiko finansial yang ditimbulkan Olimpiade pada kota-kota tuan rumah.