Yang pasti, PBVSI menyebut ada kemungkinan Rivan diberikan sanksi satu tahun larangan membela timnas maupun bermain di kompetisi profesional.
Terkait hal itu, Rivan berharap sanksi larangan bermain tersebut tidak dijatuhkan. Pasalnya, hal itu bisa mematikan mata pencahariannya.
"Kalau bisa sanksi yang lain lah. Karena aku kan pekerjaannya main voli. Kalau enggak boleh main gimana," ujar pria bertinggi 196cm kelahiran Bangko, Jambi 16 Juli 1995 itu.
Sebagai pengingat, konflik bermula dari kritikan Rivan Nurmulki ke PBVSI pada akhir Juli lalu.
Ketika itu, kritikan Rivan Nurmiki ke PBVSI disampaikannya lewat akun story akun Instagramnya.
Kritikan Rivan Nurmulki ke PBVSI sebenarnya bukan kritikan langsung, melainkan repost dari unggahan akun garudarevolution.ina.
Akun garudarevolution.ina awalnya membuat unggahan yang menyebut ada beberapa pengurus cabor yang ternyata punya kinerja lebih buruk dari PSSI.
Dalam unggahannya itu, akun garudarevolution.ina menyebut pengurus cabor yang dimaksud adalah PBVSI dan Perbasi.
Karena ada netizen yang memention akun Rivan, sang pemain kemudian turut mengomentari unggahan tersebut.