"Saat itu kru pesawat berjanji bahwa pendingin ruangan akan segera dingin saat sudah ada di udara. Panas dan kekurangan oksigen membuat banyak penumpang pusing. Kemudian, banyak yang pingsan," ucapnya.
Menurut dia, setelah pesawat lepas landas, kondisinya justru semakin parah.
"Situasi semakin parah dan pilot tak punya pilihan lain selain berputar lagi kemudian melakukan pendaratan darurat di Bandara Banjul setelah sembilan menit lepas landas. Jika tidak, konsekuensinya pasti fatal," ungkapnya.
[Baca Juga: Instagram Resmi Klub Liga 3 Ini Jadi Akun Kampanye Prabowo-Gibran?]
Federasi Sepak Bola Gambia dalam pernyataannya mengatakan, investigasi awal menunjukkan bahwa terjadi kehilangan tekanan dan oksigen di kabin pesawat.
"Tim teknis dari perusahaan pengelola penerbangan, Air Cote d’Ivoire masih menilai situasi lebih lanjut untuk mengetahui apa yang menyebabkan kurangnya oksigen dan tekanan kabin," bunyi pernyataan resminya.
Di Piala Afrika 2023, Gambia berada di Grup C bersama Senegal, Kamerun, dan Guinea.
Piala Afrika 2023 digelar pada 13 Januari hingga 11 Februari 2024.