Thursday, November 14, 2024

Jadi Bahan Ejekan, Kapan Istilah We Are PBSI Muncul?
Olahraga

Jadi Bahan Ejekan, Kapan Istilah We Are PBSI Muncul?

  • Reza Adi Surya - 05/10/2023, 21:30
    Durasi Baca: 3 Menit
Hari ini, Minggu (4/8/2024), akan jadi saksi pertemuan Gregoria Mariska dan An Se-young di semifinal tunggal putri bulutangkis Olimpiade Paris 2024.

www.SportCorner.id - Bulutangkis Indonesia menorehkan rekor buruk di Asian Games 2022. Istilah 'We Are PBSI' jadi olok-olok warganet.

PBSI menargetkan tiga medali emas di Asian Games 2022. Sebuah target yang cukup tinggi melihat prestasi bulutangkis belakangan ini.

Ditengok dari turnamen BWF, terakhir kali gelar bergengsi direbut Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di All England 2023 pada Maret lalu.

All England menjadi turnamen dengan level Super 1000 atau yang paling tinggi. Turnamen lain yang setara adalah Indonesia Open, Malaysia Open, dan China Open.

Setelah itu, Indonesia hanya meraih lima gelar yang levelnya di bawah 1000. Gelar raih Gregoria Mariska Tunjung di Spain Masters (level 300), Anthony Sinisuka Ginting di Singapore Open (level 750).

[Baca Juga: Bulutangkis Terpuruk di Asian Games 2022, Ketum PBSI Diminta Mundur]

Kemudian, Chico Aura Dwi Wardoyo juara di Taipei Open (level 300), dan yang terakhir Jonatan Christie di Hong Kong Open (level 500) dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (level 500).

Sejak Asian Games 1962 Indonesia selalu bisa menyumbang medali dari bulutangkis. Tapi, edisi 2022, untuk pertama kalinya tak ada medali dari bulutangkis.

Ada tiga wakil Indonesia yang bertanding di perempatfinal, tapi semuanya tumbang. Fajar/Rian takluk dari Lee Yang/Wang Chi-Lin, Ginting tumbang dari Li Shi Feng, dan Gregoria kalah dari Aya Ohori.