3 Gejala Demam Babi Afrika, Menular ke Manusia?
Berikut tiga gejala pada Demam Babi Afrika yang dilaporkan telah masuk ke Indonesia
Virus ini bisa membuat babi sakit dengan tingkat kematian 100 persen.
Virus ini bisa menyebar dengan kontak langsung dengan babi yang terinfeksi ASF dan dengan kontak tidak langsung, seperti dari pakan sisa dan dari peternak.
Demam Babi Afrika dapat menyerang babi yang diternakkan dan babi liar di segala usia.
Virus ini juga dapat membuat babi sakit dengan tingkat kematian 100 persen.
Namun, penyakit Demam Babi Afrika tidak bersifat zoonosis dan hanya merupakan penyakit yang menyerang babi.
Jadi, tidak menyerang manusia tetapi berdampak buruk pada populasi babi dan perekonomian peternakan.
Virus ini sangat resistan terhadap lingkungan, artinya virus ini dapat bertahan hidup di pakaian, sepatu bot, roda, dan bahan lainnya.
Virus ini juga dapat bertahan hidup di berbagai produk daging babi, seperti ham, sosis, atau bacon.
Oleh karena itu, perilaku manusia dapat berperan penting dalam penyebaran penyakit babi ini lintas bata, jika tindakan yang memadai tidak diambil.
Hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat demam babi Afrika.
Gejala
Penyakit yang menyerang babi ini dapat memicu timbulnya beberapa gejala.
Adapun gejala demam babi Afrika yang perlu diketahui, yakni:
- Demam tinggi, atau sekitar 41-42 derajat celsius
- Lesu Muncul bercak merah pada kulit
- Keluar leleran pada mata atau hidung
Diare Risiko kematian pada babi kemudian dapat meningkat dalam 6-13 hari, atau hingga 20 hari setelahnya.